Du’Anyam: Si Penyelamat Para Ibu

Bantu diri sendiri dahulu, bantu orang lain kemudian.

Kalian pernah dengar nama Du’Anyam gak sih? Itu adalah nama sebuah perusahaan yang hadir untuk membantu pada ibu-ibu yang ada di Laratunka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Du’Anyam didirikan oleh dua perempuan muda, Azalea Ayuningtyas dan Hanna Keraf. Mereka melihat banyak sekali perempuan di NTT tidak mendapat gizi yang baik selama mereka hamil. Mereka bahkan masih harus berkebun saat mengandung. Penghasilannya? Tidak cukup besar untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka saat hamil.

Nah, sejak Du’Anyam hadir, para ibu hamil tidak perlu jauh-jauh ke kebun untuk mencari nafkah. Mereka cukup duduk di teras rumah, membuat anyaman lontar lalu menjualnya. Penghasilan pun juga membaik ketimbang berkebun. Sehingga mereka bisa membeli makanan bergizi dan mendapat perawatan yang layak saat mengandung.

Semua ini gak bakal terjadi kalau Azalea dan Hanna tidak membekali diri mereka dengan pengetahuan. Keduanya mencari ilmu sebanyak-banyaknya terlebih dahulu, lalu perlahan menciptakan sesuatu yang bisa memberikan manfaat besar untuk masyarakat.

Apa lagi sih yang bisa kita pelajari dari Azalea dan Hanna dalam mewujudkan keinginan mereka membantu orang lain?

Sebelum membantu orang lain, ‘bantu’ diri sendiri dulu.

Sebelum mendirikan Du’Anyam, Hanna bekerja di sebuah organisasi non-profit, sedangkan Azalea bekerja di sebuah perusahaan asing. Kalau kamu gak punya bekal, gimana mau bantu orang lain? Makanya dua perempuan ini memantapkan pendidikan dan pengalaman mereka dulu.

Jeli melihat peluang.

Dua perempuan ini tahu kalau para ibu di daerah tersebut tidak bisa menjual kerajinan mereka ke pasar yang lebih besar. Nah, di sinilah Hanna dan Azalea memanfaatkan ilmu mereka.

Perluas pergaulan.

Azalea dan Hanna juga dibantu teman-teman mereka menjalankan perusahan ini. Ada yang membantu di bidang pemasaran, menjadi pemimpin perusahaan dan masih banyak lagi. Bahkan sekarang perusahaan ini sudah punya banyak sumber bantuan baik tenaga ataupun dana.

Azalea dan Hanna perlahan berhasil mewujudkan keinginan mereka buat menolong orang lain. Perjalanannya enggak singkat dan semudah membalikkan telapak tangan. Ada usaha yang harus dilakukan seperti yang sudah disebutkan di atas. Nah kalau kamu punya mimpi, keinginan, tujuan apapun itu, harus ada usaha untuk mewujudkannya. Caranya? Kamu yang tentukan!