Aku kalo lagi nonton TV terus ngeliat acara olahraga suka bingung sendiri deh. Kayak nggak adil aja gitu.

Gimana bisa sih seseorang bergerak begitu cepat dan terlihat anggun? Gimana coba mereka dengan PD berdiri depan beribu-ribu orang?

Giliran aku. Naik sepeda aja aku jatoh karena gagal fokus malah ngeliatin langit yang lagi indah banget. Apa yang membuat para atlet itu berbeda dari aku ya?

Aku menanyakan hal itu pas lagi nonton Olimpiade Rio 2016 di TV sama mama. Aku nanya, kenapa beberapa orang sangat bertalenta di bidang olahraga sedangkan aku tidak?

Mama cuma bengong mendengar pertanyaanku seakan nggak percaya apa yang baru saja ia dengar.

Lalu mama mulai bercerita. Cerita tentang teman masa kecilnya di Tasikmalaya yang bernama Susi Susanti.

Susi Susanti adalah seorang gadis dari Jawa Barat yang mengisi kesehariannya dengan bermain bulutangkis. Ibuku mengatakan bahwa ketika gadis-gadis lain sibuk membaca komik atau ngegosip, Susi malah latihan. Ketika gadis-gadis lain nonton sinetron, Susi berlatih. Dia nggak pernah berhenti! Dia terus berlatih. Sampe akhirnya dia bisa lebih jago dari anak laki-laki. Malah lebih jago dari sebagian besar orang dewasa!

Ketika ditanya apa dia mau berlatih full-time, dia mau juga. Dia berani ambil langkah, ninggalin semuanya dan mulai dari nol di sekolah khusus atlet. Dia menolak untuk menjalani kehidupan yang biasa-biasa aja dan mengejar apa yang ia cintai. Sampe akhirnya, pada tahun 1992, ia bermain di depan seluruh dunia membela Indonesia untuk Olimpiade. Dia berhadapan dengan pemain-pemain terbaik dari Jepang, Hong Kong, China dan mengalahkan mereka semua. Mama bilang, raut wajah Susi ketika bertanding sama banget sama pas ia masih berlatih di sekolah dulu. Raut wajah yang menunjukkan betapa ia sangat mencintai yang ia lakukan sehingga nggak ada lagi yang lebih penting di dunia ini, selain bermain bulutangkis.

Susi memenangkan medali emas untuk bulutangkis pada tahun 1992. Dia adalah orang Indonesia pertama yang pernah memenangkan medali emas. Stadion memainkan lagu Indonesia Raya, dan seluruh dunia menyaksikan potensi seorang gadis dari Tasikmalaya. Dan itu momen yang luar biasa. Mama mengatakan saat ia menonton itu dengan nenekku di TV mereka berdua nangis terharu.

Hm, aku rasa cerita mama ini cukup menjawab pertanyaanku! Apa yang membuat seorang atlet Olimpiade berbeda dari saya? Tidak ada. Mereka hanya mengikuti kata hati mereka dan mengerahkan segala usaha untuk meraih mimpi mereka.Dan aku pasti bisa melakukan itu!