Part 2: Dari Jalanan ke Layar Lebar

Kenalan yuk dengan Titi dari film JALANAN

Tanggapan kamu (9)

Masih inget kan sama Titi? Kami masih akan ngebahas tentang kisah hidupnya! Penasaran kan gimana lanjutan ceritanya? Baca terus ya!

“Berada jauh dari orang-orang tersayang bikin aku jadi kangen semua orang, jadi kadang aku pulang ke desa buat mengunjungi ibu dan keluarga lainnya,” ujar Titi. Ia kemudian tersenyum. Tapi senyumnya kali ini beda.

Senyumnya terlihat pilu.

Titi sudah bekerja sangat keras buat menggapai impiannya untuk menjadi musisi — dan berpikir kalo keluarganya bakal sangat bangga sama kemandirian dan semangatnya. Ternyata nggak begitu.

Ibunya nggak terima ketika dia bilang dia ingin jadi musisi jalanan. Saat Titi mencoba untuk menjelaskan pilihan hidupnya itu, ibunya malah membuang gitar kesayangannya.

“Rasanya nggak enak ya, saat ibu tetap memberitahu untuk begini-begitu, tapi aku percaya sama pilihan yang kubuat. Itu mengajariku untuk jadi orang yang lebih kuat. Aku baru aja memulai lagi. Aku cari uang lewat menjual barang-barang pribadiku. Termasuk Doc Martens kesayanganku!”

Sembari tertawa, Titi pun mengakui kalo masa-masa itu merupakan salah satu masa sulit dalam hidupnya.

Ia kembali ke Jakarta dan bekerja lebih keras. Ia berlatih lagi. Saat hujan turun, ia tetap bermain. Saat dicemooh, ia tak gentar. Ia pun membuka Generasi Seniman Jalanan (GSJ), lembaga yang mengadakan kegiatan amal di lingkungan para buruh dan pekerja. Ketika semua berjalan baik-baik saja, Titi tersenyum dan tetap bekerja. Ketika keadaan sedang susah, Titi bekerja lebih keras.

Hasil kerja keras Titi menarik perhatian seorang sutradara film dokumenter yang saat itu sedang mengerjakan suatu film tentang musisi jalanan di Jakarta. Tahun 2013, film JALANAN tayang di bioskop — mendapatkan pujian dan penghargaan dari seluruh dunia. Sebagai salah satu dari 3 pemeran utama dalam film itu, bikin Titi mendadak dapat tawaran manggung keliling Asia.

Kehidupan Titi mungkin sekarang jadi sedikit berubah, tapi nggak begitu dengan pribadi Titi, penontonnya makin banyak, tapi dia tetap memilih untuk manggung di taman atau acara kumpul-kumpul di lingkungannya. Ia nggak berharap imbalan apapun dan sadar bahwa kalo dia berhenti sekarang semua perjuangannya bakal sia-sia.

“Aku nggak takut!” ujarnya sambil tertawa. “Tapi aku yakin harus tetap maju.”

Ada nggak sih satu hal yang dia pelajari dari hidup bebas di jalanan Jakarta?

“Berusaha untuk hidup. Memperjuangkan hak kita buat hidup!”

Dan bagi Titi, semua perubahan dan pergerakan hidupnya berawal di jalanan.

“Jadilah orang yang mandiri! Bikin nilai dan peraturan buat hidup kita sendiri dan peganglah itu erat-erat. Tetap baik sama temen-temen sendiri, saling bantu satu sama lain. Jangan sampe lupa dari mana kamu berasal dan jaga hubungan sama keluarga. Yang terakhir, percaya sama diri sendiri. Jangan ragu dan ciptain keberuntunganmu sendiri!”

Oke Titi, dicatet deh pesannya! Jangan pernah nyerah ya!

Tanggapan kamu

Good job! Ceritanya sangat menginspirasi!

20 Maret 2022, 20.20

oke , mkasih buat pesannya?

20 Maret 2022, 20.20

Cerita.a sngat menginspirasi

20 Maret 2022, 20.20

Lebih menarik

20 Maret 2022, 20.20

sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya, dan kak titi.. saya merasa terinspirasi oleh jalan cerita hidupnya. dan secara tidak langsung pula, hidup kak titi itu sungguh bermanfaat bagi manusia lainnya, memberikan kesan arti hidup yang sesungguhnya, bila dari sudut pandang saya. sukses selalu kak. :)

20 Maret 2022, 20.20

sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya, dan kak titi.. saya merasa terinspirasi oleh jalan cerita hidupnya. dan secara tidak langsung pula, hidup kak titi itu sungguh bermanfaat bagi manusia lainnya, memberikan kesan arti hidup yang sesungguhnya, bila dari sudut pandang saya. sukses selalu kak. :)

20 Maret 2022, 20.20

Crita nya menginsfirasi bangett. , . (y) Kìta hrus berusaha dan bekerja keras , . :) (y)

20 Maret 2022, 20.20

Bagus

20 Maret 2022, 20.19

Good job

20 Maret 2022, 20.19