Part 2: She Is A Real Wondermom

Oleh @ghinaluthfy

Tanggapan kamu (1)

Hari-hari berlalu dengan senyuman hingga anak pertama mereka berusia 1,5 tahun. Saat itu saat di mana Mama sangat bahagia, hidupnya bahagia, bersama dengan lelaki yang ia cintai, kondisi sosial baik, finansial baik, anak yang lucu semuanya terasa sempurna hingga kabar baik lain muncul kembali, Mama hamil lagi. Kabar yang sangat membahagiakan hingga tiba saat-saat menyakitkan itu tiba…

Menginjak kehamilan bulan kedua, saat itu Mama sedang berada dirumah, dan Ayah sedang membantu warga memperbaiki masjid di daerah itu hanya berjarak ±100m dari rumah. Secara tiba-tiba mama memanggil Ayah, sontak neneknya yang sedang berada bersama mama bertanya ada apa, Mama hanya bilang kalo dia merasa tidak enak hati dan memutuskan untuk melihat pengerjaan perbaikan masjid dimana ayah berada.

Belum sampai ke tempat tujuan tiba-tiba Mama lihat ada seorang lelaki yang digotong warga dengan darah bercucuran... Alangkah terkejutnya Mama melihat bahwa lelaki yang digotong itu adalah suaminya, lelaki yang ia sayangi.

Seketika air mata mama bercucuran sambil berteriak memanggil-manggil nama Ayah.. Suasana saat itu sangat ramai.. (entah aku lupa mama menceritakan kondisinya seperti apa, lanjut di RS aja ya)

Di RS Ayah sedang menjalani berbagai tes medis, terutama di bagian kepala, ia menjalani scan kepala, miris otak kecilnya yang kena. Kronologis di tempat kejadian itu menurut saksi atau beberapa warga yang aku tanyai, Ayah memang terjatuh dan kepalanya tepat menimpa batu runcing dan mengenai kepalanya dan entah bagian apa lagi yang menyakiti tubuhnya..

Ahh entahlah aku gak bisa ngebayanginnya.. :') Saat itu berbagai selang menusuk di tubuh Ayah. Oksigen, infus, alat pernafasan (tebakanku) dia gak bisa ngapa-ngapain, berucap pun ia gak bisa.

Mama menangis disebelahnya menguatkan Ayah, tapi entah kenapa Ayah seperti meminta semua yang ada di tubuhnya dilepas, mungkin ia berpikir meski bisa sembuh tak ada yang bisa ia lakukan untuk istrinya atau orang sekitarnya, dan hanya akan menyusahkan mereka. Dia memilih keputusan itu, keputusan untuk meninggalkan semuanya meninggalkan kenangan indah bersama istri dan anak yang ia sayangi.

Dan saat itulah Agustus 1992 Ayah meninggalkan semuanya, kembali ke pada pemiliknya yang hakiki, menggoreskan luka yang sangat dalam di hati orang-orang sekitar. Hingga saat pemakamannya semua orang tidak mengira hal ini bisa terjadi, baru saja 2 tahun lalu merayakan acara kebahagiaan, kini ia pergi meninggalkan semua.

Saat itu Mama adalah orang yang sangat merasakan kesedihan ketika ia sedang sangat mencintai suaminya, pingsan dan tak sadarkan diri, shock mendalam karena harus menerima kenyataan pahit ini, kenyataan ketika semuanya dirasa sangat sempurna tiba-tiba semua sirna saat Ayah pergi, memeluk anaknya, menjadi penenang, dan pelipur hatinya.

….berlanjut ke artikel selanjutnya, baca terus cerita lengkapnya!

Tanggapan kamu

Mengharukan

20 Maret 2022, 20.19