Wah Gawat Rumahku Kebanjiran!

Nggak ada yang nggak mungkin terjadi di musim hujan

Hai teman-teman, kenalkan namaku Kidung. Aku mau cerita tentang satu peristiwa yang baru-baru ini terjadi di rumahku. Apa tuh? Jadi 5 hari yang lalu rumahku kebanjiran —untuk pertama kalinya!

Ya, aku inget banget hari itu, 20 Februari 2017. Siang harinya sepulang sekolah, aku baru turun dari angkot pas hujan lagi deras-derasnya. Untung aja saat itu aku bawa payung, karena belakangan ini emang lagi sering hujan.

Waktu turun angkot dan jalan menuju gang ke rumahku, aku bisa ngerasain sih kalo air udah masuk ke sepatuku. Walaupun aku ngelihat air di selokan meluap keluar dan mengeluarkan sampah, karena tingginya nggak seberapa aku cuek aja. Aku ngerasa ini cuman becek biasa.

Pas aku sampe di rumah, keluargaku lagi asyik nonton TV. Nggak ada yang aneh. Di jalanan luar rumahku juga banyak anak kecil berlari-lari sambil main air hujan. Sama aja kayak hari-hari hujan biasanya. Makanya aku nggak ngira kalau bakal banjir.

Ternyata, sampai malam hujannya nggak selesai juga. Malamnya jam 11, aku dibangunin sama ibuku karena eng ing eng… rumahku kebanjiran. Aku bangun dengan keadaan rumah mati lampu. Wah, ibu bener, pas aku keluar ke dapur airnya hampir sematakakiku.

Rumahku tidak tingkat. Air masuk lewat pintu belakang rumahku. Dapur, meja gosok, dan rak sepatu terletak di belakang. Kata ayah, tadi sepatu-sepatu sampai hampir mengapung terbawa arus air. Aku membantu ayah mengangkat barang ke tempat yang lebih tinggi, ibu memegang lampu emergensi karena keadaan sedang gelap gulita akibat listrik diputus. Kamarku dan ayah ibuku terletak agak di depan dan hanya kena air yang sedikit merembes ke pintu.

Kami menaikkan apa saja yang bisa diangkat, karpet ruang tamu, sofa, meja, dan lain-lain. Untungnya, banjirnya nggak sampe masuk kamar kami. Jadi nggak ada dokumen penting yang terbawa banjir. Nggak kayak Tika temanku. Dulu rumahnya pernah kena banjir besar sampai menghilangkan ijazah SMA kakaknya.

Karena banjir di rumahku ini, aku jadi kepikiran. Rumahku nggak pernah banjir sebelumnya. Tapi aku ngerasain sih. Belakangan ini setiap hujan turun —seperti pas aku pulang sekolah itu, air-air dari selokan selalu menguap keluar dan banyak sampah ikut keluar. Aku yakin itu ada hubungannya dengan banjir yang kualami. Sampah sampah yang dibuang orang ke got itu yang bikin selokan nggak bisa menampung air saat hujan. Jadi aja banjir sekompleks.

Aku emang nggak suka buang sampah sembarangan. Tapi kalo di jalan kebetulan aku lihat ada yang buang sampah sembarangan, aku juga nggak berani tegur orang tersebut.

Tapi, sejak banjir kemarin, aku jadi sedikit cerewet. Kalo aku lihat ada anak kecil yang buang sampah sembarangan, aku ajak mereka buang buang di tempat sampah depan rumahku. Sedih sih emang kalo dari usia dini aja mereka sudah terbiasa buang sampah sembarangan. Makanya teman-teman, apa yang kita lakukan ke alam bakal berbalas ke kita sendiri. Yuk sama-sama jaga lingkungan dan jangan buang sampah sembarangan — kalau nggak mau rumahnya kebanjiran!