Pada hari Sabtu 4 Maret 2017, ratusan perempuan dan laki-laki dari segala usia, ras, keyakinan, dan orientasi berkumpul di pusat Jakarta untuk menyuarakan pendapat mereka dan mengekspresikan keprihatinan mereka tentang kesetaraan di Women’s March Jakarta.

Ajang seperti ini telah bermunculan di seluruh dunia tahun ini, dan wanita di mana-mana telah bekerja untuk mengartikulasikan hal-hal yang penting bagi mereka yang saat ini tidak disadari oleh bangsa mereka.

Di Indonesia, kami telah memiliki Presiden, politisi dan pengusaha perempuan tapi kami masih memiliki masalah mengenai kesetaraan.

Jadi, hari dimulai pada pukul 8 pagi di Sarinah Thamrin yang telah dipilih sebagai titik awal pertemuan. Panitia dan relawan berkumpul untuk rapat. Tanda-tanda, spanduk, poster dan kostum warna-warni perlahan mulai terlihat. Orang-orang dari seluruh Jakarta, Indonesia dan bahkan orang asing datang untuk mendukung. Semua orang mempunyai alasan sendiri tetapi tujuannya adalah kesetaraan.

Pada pukul 9 pagi, semua orang mulai berjalan menuju Istana Presiden yang berada sekitar 2 km. Sebuah kendaraan besar memimpin para demonstran sebagai podium untuk pidato dan nyanyian. Semua orang mengangkat tanda-tanda mereka, spanduk, poster dan bendera bangga dalam teriknya panas yang menjengkelkan - semua berjuang agar suara mereka didengar.

Pada pukul 10 pagi, semua berhenti di Istana Presiden pada halaman Monumen Nasional. Ambulans, Pemadam Kebakaran, Polisi semua siap untuk menghadapi apa pun. Semua orang bersenang-senang membaca poster-poster, mengambil banyak foto dan benar-benar memiliki waktu dengan satu sama lain dan saling berkenalan dengan satu sama lain.

Pidato, pertunjukan, tarian, musik, pembacaan puisi, teater semua dalam tema Kesetaraan dan Perbedaan benar-benar memeriahkan acara.

Mudah-mudahan, hari itu akan menjadi awal dari Indonesia yang baru. Sebuah bangsa yang begitu besar dan unik - kami menerima perbedaan di antara kita. Setidaknya hari berakhir, sangat bahagia.