Difabel - Kita Semua Sama!

Sahabat baruku sama kayak yang lainnya!

Ini cerita tentang teman baruku, Ardhi, dan aku. Kami tinggal di kampung kecil dekat Kudus, dan Ardhi baru pindahan ke sini.

Aku suka orang-orang di sini! Bulan lalu kami dapat penghargaan RT paling ramah dari RW kami! Anak-anak di kampung kami suka main bareng, nolong sesama, dan peduli sesama!

Tapi serius, deh, pertamanya anak-anak kampung kami nggak tau mau ngapain pas Ardhi sama Ibunya datang nonton kami main futsal di lapangan dekat rumahku. Dia nggak keliatan kayak anak-anak lain soalnya dia harus jalan pakai tongkat. Ardhi pernah sakit polio dan hal itu menyebabkan kaki kanannya jadi lebih kecil dari kaki kirinya, dia jadi sulit untuk jalan kayak kami. Kami mau ajak dia main, tapi nggak tau gimana cara ngajaknya :(

Jadi, aku buru-buru pulang dan kasih tau Ibuku tentang hal ini.

Aku: “Bu, gimana, sih, caranya kita ngomong sama orang-orang yang polio atau keadaannya beda sama kita?”

Ibu: “Nak, sekarang kita bisa manggil mereka dengan sebutan ‘difabel’. Karena mereka nggak beda sama kita, mereka cuma sedikit unik.”

Ibu: “Kamu juga bisa coba melakukan ini ke dia, tapi inget untuk ngobrol sama dia dengan cara yang sama kayak kamu ngobrol dengan semua orang:

1. Ngomong langsung

Ardhi mungkin datang sama ibunya, tapi selalu hormati keberadaannya dan ajak dia masuk ke obrolan. Dia ada di sini bareng semua, jadi, yuk, ajak dia ngobrol.

2. Perlakukan dia sama dengan kita perlakukan orang lain

Selalu tanya Ardhi, apakah dia mau dibantu? - sama aja kayak kita nawarin pertolongan ke orang lain. Kalo dia bilang iya, artinya kita bisa coba tolong. Tapi, mungkin ada saat-saat dia mau adaptasi dengan situasi juga. Ingat, dia nggak beda dengan kita.

3. Jangan mainin alat bantunya

Perlakukan tongkat yang Ardhi pakai untuk bantu dia jalan kayak bagian dari Ardhi. Alat bantunya bukan buat mainan.”

Setelah ngobrol sama Ibu, aku balik lagi menghampiri Ardhi. Tipsnya berjalan dengan baik! Kita bisa ngobrol dan bercanda bareng! Terus yang lainnya jadi berhenti main bola dan ngobrol bareng Ardhi juga.

Sekarang aku tau kalo Ardhi juga kayak kita semua. Dia tau mengenai strategi dan dia kami jadiin manajer buat tim futsal kami. Sekarang, kampungku nggak cuma yang paling ramah, tapi juga punya tim futsal jago!

Apa kamu tau seseorang yang punya situasi unik kayak Ardhi? Kasih tau di kolom komentar pendapatmu tentang situasi ini, ya!