Sepenggal Kisah, Seabrek Kenangan

Oleh @Midori

Dear, My Hero.

Aku bukan penyair yang pandai merangkai kata. Aku pun bukan novelis yang hebat menyusun alur cerita. Apalagi writer yang mudah berimajinasi. Ku hanyalah aku yang punya peluang hidup.

Sebut saja mereka. Ya, mereka itu pahlawan sejati dalam hidupku, "Mom and Dad". Aku dititipkan oleh Tuhan pada mereka. Orang terbaik dalam kehidupanku. Orang tuaku yang sangat menyayangiku. Ntah, bagaimana cara membalasnya. Merawatku dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Rela terjaga hanya untuk mengusir nyamuk yang hinggap d ibadanku. Memperhatikan pakaianku, menyeleksi makanan dan minuman yang akan masuk ke tenggorokanku, hingga tahun kemarin aku sudah menginjak kepala dua dan semua masih sama. Masih seperti yang dulu. Tak ada yang berubah. Dan masih banyak lagi perlakuan bak putri keraton yang tak bisa aku tuliskan satu per satu. Aku kadang terenyuh melihat sederet kisah kami. Keluarga yang sangat bahagia menurut persepsiku. Begitu pula dengan adikku, tak dibedakan perlakuannya. Kami berdua adalah kakak adik yang dibesarkan dengan penuh cinta. Aku sering memperhatikan kehidupan orang lain, hanya untuk melihat perlakuan orang tua mereka terhadapnya. Seperti beberapa sepupu karena kebetulan aku pernah tinggal di rumah mereka. Aku memperhatikan lebih tepatnya mengamati, ketika mereka sakit, orang tua mereka tidaklah terlalu cemas, khawatir, apalagi berpusing ria seperti yang ku lihat dalam keluargaku. Hal tersebut hanyalah sebuah contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari. Ketika ku lihat peristiwa tersebut, aku sangat berterima kasih kepada Tuhan karena menitipkan aku pada pahlawan tanpa pamrih. Pahlawan yang tak pernah gugur di medan perang. Merekalah orang tuaku tercinta. Malaikat tak bersayap.

Love you so much, Mom and Dad.