Hai semuanya, aku Nia. Kalo kalian tanya ke aku siapa orang yang paling aku kagumi, jawabanku bukan artis di TV bukan juga penyanyi terkenal. Jawabanku sederhana: kakakku, Mbak Mia.

Perbedaan umur kami nggak jauh, cuma 2 tahun. Jadi hal ini bikin kita lengket bangetngetnget. Emang kita sering berantem waktu masih kecil, tapi ya namanya juga anak kecil. Saking dekatnya jarak umur kami, dulu ibuku suka beliin kami baju yang kembaran.

Dari kecil aku selalu kagum sama kakakku, Mbak Mia. Gimana nggak? Dia langganan juara kelas, selalu masuk sekolah unggulan, jago ini-itu, di samping itu dia juga tempat curhatku nomer 1.

Tahun depan aku bakal masuk kuliah. Hal ini bikin aku inget peristiwa di rumah setahun kemarin: orangtuaku nggak ngerestuin Kak Mia untuk kuliah di jurusan pilihannya.

Ya, seperti yang aku bilang, Kak Mia jago segalanya. Dia juara 2 Olimpiade Fisika seprovinsi saat kelas 2 SMA, dia juara 1 Debat Bahasa Inggris waktu SMP, dia bisa bantu aku tiap kesulitan PR Fisika. Tapi aku tau, dia juga suka banget menggambar. Bahkan diam-diam sering mengirimkan karyanya untuk ikut pameran seniman muda. Dan selalu lolos seleksi.

Itulah kenapa dia ingin masuk jurusan seni rupa. Dan seperti yang aku bilang tadi, orangtuaku nggak setuju 100%. Mereka ingin Kak Mia masuk jurusan teknik. Teknik apapun itu nggak masalah.

Keadaan saat itu emang pelik banget. Tapi bukan Kak Mia namanya kalo nggak bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Saat orangtuaku bilang begitu, dia nggak ngotot atau membantah sedikitpun.

Yang nggak aku sangka adalah, seminggu setelahnya dia menghadap lagi ke ayah dan ibuku lagi sambil membawa kertas seukuran A2 dan 1 map plastik berwarna biru. Ternyata kertas A2 itu adalah lukisan potret keluarga kami yang Kak Mia bikin sendiri pakai cat minyak. Ayah ibuku terharu dan kaget. Lebih kaget lagi saat Kak Mia nunjukin isi map itu. Itu adalah email-email yang Kak Mia print, isinya adalah berbagai pameran yang menerima karya dia untuk lolos dipamerkan. Ya, emang pamerannya nggak besar-besar amat. Tapi dari situ ayah dan ibuku tau apa yang Kak Mia inginkan: jadi seniman. Tanpa amarah, Kak Mia bikin orangtuaku menerima pilihannya untuk masuk jurusan seni rupa.

Akhirnya, Kak Mia berhasil masuk jurusan seni rupa di kampus yang dia pilih! Dan tau nggak sih, dia emang baru setahun kuliah. Tapi aku dan orangtuaku sudah berkali-kali ikut makan malam di pembukaan pameran, karena Kak Mia makin sering ikut pameran ini itu!

Itulah kenapa kakakku sendiri adalah idolaku. Dia tau apa yang dia mau dan bisa membuktikan ke semua orang kalo dia bisa menjalani pilihannya. Tentu aja aku bangga jadi adiknya. Nah sekarang gantian dong, siapa sih idola kalian?