Di kelas, aku paling lelet kalau disuruh ngerjain soal hitung-hitungan, seperti matematika atau fisika. Jujur saja, kalau ada soal kuis yang berhadiah nilai tambahan bagi 10 orang pengumpul tercepat, aku belum pernah berhasil, satu kali pun belum pernah.

Hal itu sering sekali bikin aku galau, aku selalu mencurahkan isi hatiku dengan membuat catatan kecil kalimat-kalimat 'puitis' di halaman belakang buku. Kebiasaan itu diketahui oleh Ayu, teman sebangku sekaligus temanku yang paling pintar di kelas. Dia selalu bertahan di peringkat satu setiap UAS.

Suatu hari, Ayu meminta bantuanku untuk membuatkan kartu ucapan selamat yang akan dia berikan di hari ulang tahun pernikahan orangtuanya. "Buat sepuitis mungkin, ya! Biar mama dan papaku nangis bombay!" Pintanya. Aku pun bersedia membantunya.

Hari Minggu, seharian penuh aku habiskan waktu untuk membuat kartu ucapan selamat permintaan Ayu. Judulnya adalah; Ayu, Keluarga, dan Cinta. Lalu aku serahkan ke padanya sebelum upacara bendera dimulai. Sebagai ucapan terima kasih atas bantuanku, setiap akhir pekan, Ayu mengajakku untuk belajar bersama di rumahnya. Sejak itu pula, kadar keleletanku dalam mengerjakan soal matematika atau fisika pun berkurang! Aku berhasil masuk dalam 10 orang pengumpul tercepat saat kuis!

Supaya kemampuan menulis kalimat puitisku tidak menguap dan hilang begitu saja, Ayu menyarankanku untuk menjualnya dalam bentuk kartu ucapan. Kategorinya bermacam-macam, untuk anniversary bareng pacar juga ada, hehe. Ternyata hasilnya laris manis! Kekuranganku dalam mengerjakan soal hitung-hitungan, sekarang perlahan teratasi, dengan cara belajar yang konsisten!

Ternyata, sisi puitis yang muncul saat aku galau adalah kelebihanku! Aku baru menyadarinya! Bangga deh, kemampuanku bisa bermaanfat dan diapresiasi oleh teman-teman! Untuk kamu, sadarilah peluang yang ada dalam dirimu. Cari peluang itu, manfaatkanlah, bisa jadi bisnis, lho!