Untuk aku lima tahun lalu...

Hello, me! Hari itu kabarmu tidak baik, kan? Semua hal yang dibayangkan di masa itu ternyata hasilnya tidak seindah yang dipikirkan. Ada banyak hal yang kita lupakan. Bukan tentang impian, tapi tentang 'mereka' dan diri ini.

Kadang kita lupa bahwa usaha kita tidak selalu langsung berujung baik, tidak semua kebaikan kita kelak akan berbalas kebaikan. Bahkan orang yang saat itu mati-matian kita perjuangkan dan kita jaga, bisa menjadi orang yang menghancurkanmu di masa kini.

‘Mereka’ tidak peduli bagaimana lelahnya kamu berjuang untuk 'mereka', berjuang hingga kamu lupa bahwa kamu juga membutuhkan kebahagiaan, perhatian dan penghargaan. Tahukah kamu, wahai aku di masa lalu, 'mereka' bukan malaikat yang selalu baik hati, ‘mereka' bukan Tuhan yang akan selalu menepati janjinya untuk tetap berada di sampingmu, mendukungmu, menghargaimu, memaafkanmu.

Tidak ada orang yang benar-benar mengerti dirimu, memikirkanmu, bahkan menerima dirimu yang sesungguhnya selain dirimu sendiri. Jika surat ini benar-benar sampai dan terbaca oleh aku di lima tahun lalu, aku mohon mulailah membahagiakan dirimu sendiri terlebih dahulu. Pahlawan sesungguhnya adalah kamu, jiwa yang ada di raga ini, bukan ‘mereka’. Kamulah yang menciptakan kebahagiaanmu sendiri, bukan 'mereka’. Berbahagialah!

Kalo kamu suka membaca cerita ini dan ingin ikutan berbagi ceritamu sendiri (dan dapet kesempatan buat memenangkan pulsa sebesar Rp. 50.000,-!), cek kompetisi menulis kami, ya.