Cerita Vaksin Si Pemberani

Oleh Amoyy

Saya dapat info tentang lokasi vaksin ketika ada ibu-ibu yang datang ke rumah mengumpulkan data penduduk yang berusia di atas 12 tahun. Para penduduk dari setiap RT di tempat tinggal saya akan ditanya apakah bersedia untuk divaksin atau tidak.

Ternyata nama saya termasuk di dalam data tersebut. Saya memang penasaran dengan vaksin. Awalnya saya gak ingin divaksin karena rumornya ada nyawa melayang karena vaksin. Saya gak percaya dan merasa vaksin justru bagus buat tubuh. Saya pun memberanikan diri untuk divaksin.

Akhirnya waktu dan lokasi vaksin sudah saya dapatkan. Saya datang bersama dengan tetangga saya. Lokasi vaksin sangat ramai. Banyak yang berebut nomor antrian.

Saya sangat bahagia berada di sana. Saya senang banyak orang yang antusias untuk divaksin.

Yang saya rasakan setelah vaksin adalah pegal, pusing, lemas dan lesu. Saya jadi lebih banyak tidur. Oh iya, ada juga beberapa orang yang tidak jadi divaksin karena takut dengan jarum suntik. Untung saya berani, jadinya senang-senang aja.

Setelah divaksin saya merasa lega dan aman. Harapan saya dengan vaksin ini setiap orang punya kekebalan tubuh yang bagus saat berada di luar rumah. Saya merasa vaksin ini aman untuk anak-anak dan lansia. Saya berharap orang-orang untuk tetap di rumah, mengikuti protokol kesehatan 3M dan vaksin. Sekian pengalaman saya tentang vaksin!

Kalo kamu suka membaca cerita ini dan ingin ikutan berbagi ceritamu sendiri (dan dapet kesempatan buat memenangkan pulsa sebesar Rp. 50.000,-!), cek kompetisi menulis kami, ya.