My parents are my inspiration. Di saat aku mulai rapuh, mereka menyemangatiku. Di saat aku gundah, mereka menghiburku. Disaat aku down dan tak berdaya, mereka membangkitkanku.

Dan empat bulan yang lalu, ketika aku benar benar down karena tidak lulus SNMPTN, mereka tak merasa kecewa, tetapi mereka menyemangatiku untuk berjuang demi bisa memasuki perguruan tinggi negeri terbaik.

Kucoba mendaftar lewat jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri(SBMPTN), dan kudapatkan lokasi tes di kota Semarang. Itu berarti, aku harus menempuh perjalanan jauh ke sana. Aku tak ingin merepotkan mereka. Tetapi mereka tetap rela mengambil cuti untuk mengantarku tes di Semarang.

Dan keberuntungan belum berpihak kepadaku, ketika aku dinyatakan tidak lulus SBMPTN. Aku benar-benar down. Aku rapuh. Namun, mereka tak kenal lelah menyemangatiku. Mereka berusaha mendaftarkanku lewat jalur Seleksi Mandiri (SM) di universitas-universitas negeri terbaik.

Setelah aku dua kali tidak lulus, aku dinyatakan diterima di salah satu universitas negeri terbaik di Yogyakarta lewat jalur Seleksi Mandiri Prestasi!

Aku tahu ini terjadi bukan hanya karena prestasiku, tetapi karena kekuatan besar dari doa-doa mereka. Mereka rela berjuang keras demi anaknya. Dan perjuangan mereka yang sangat menginspirasiku untuk lebih rajin belajar dan berkarya di masa mudaku. Mereka secara tidak langsung memotivasiku untuk selalu berjuang keras demi mendapatkan apa yang aku mau.

Tak cukup aku katakan 100 kali kata "terima kasih" kepada mereka. Karena, kebaikan dan kerja keras mereka untukku sangatlah banyak. My parents are my everything.