Seperti layaknya anak umur 15 tahun kebanyakan, Alika juga ingin punya smartphone. Dia liat, teman-temannya pakai smartphone dan kayaknya seru banget. Sementara dia, cuma pake HP jadul yang flip phone.

Ayah dan ibunya Alika belum memberinya smartphone karena mereka khawatir, Alika akan kecanduan dan gak bisa lepas dari smartphone seperti anak-anak lain yang sering mereka lihat. Takutnya, Alika jadi malas dan gak mau belajar.

Alika tau kalo dia gak dibolehin pakai smartphone, tapi kadang, dia suka pinjam smartphone kakak laki-lakinya, untuk cari-cari informasi pas lagi ngerjain PR atau tugas. Bahkan juga dia punya akun media sosial, dan log in di smartphone kakaknya! Sampai suatu hari, orang tuanya tau…

Mereka agak marah, dan minta diberikan penjelasan. Alika bilang, smartphone kakaknya bisa terhubung ke internet, dan internet itu banyak banget manfaatnya.

Misalnya:

• Alika jadi bisa latihan soal Matematika dan lainnya
• Alika lebih bisa memahami pelajaran karena kalau di <i>smartphone</i>, bisa diulang-ulang terus saat Alika menemukan kesulitan
• Alika juga bisa dapat informasi dan pengetahuan baru dari Springster di Free Basics (dan gratis pula!)
• Alika bisa dapat banyak inspirasi!

Alika juga nunjukkin ke ibunya kalau di internet itu ada banyak banget resep masakan yang ibunya bisa buat, dan bisa bikin menu makanan di warung nasi ibunya jadi lebih bervariasi.

Alika juga mau ngajarin ibunya pakai internet untuk mencari resep atau informasi apapun deh yang ibu atau ayahnya butuhkan, begitu Alika boleh punya smartphone.

Orang tuanya kaget karena ternyata, banyak hal positif yang bisa didapatkan di internet. Mereka setuju untuk membelikan Alika smartphone, tapi mereka tetap memberikan batasan: Alika harus bisa mengatur waktu, membedakan mana waktu menggunakan internet untuk belajar dan untuk bermain. Alika juga tidak diperbolehkan untuk menggunakan smartphone-nya kebanyakan, dan harus tetap dalam pengawasan orang tuanya.

Ya tentu Alika setuju! Dan berkat Alika juga, keluarganya sekarang jadi lebih terbuka untuk hal-hal baru dan jadi lebih akrab dari sebelumnya karena mereka belajar bareng-bareng. Alika juga belajar, kalau dia bisa mengemukakkan pendapat dan didengar oleh orang tuanya. Alika sadar kalau pendapatnya dan keputusannya juga berharga.