Ini Aku! Pemutus Rantai Hoaks!

Halo, Hoaks, aku punya berita buruk untukmu! XO, Springster

Tanggapan kamu (4)

Banyak banget, deh, berita yang muncul dari berbagai tempat — tapi, paling sering ketemu berita di medsos dan grup chat, sih! Belakangan, berita yang aku baca adalah tentang COVID-19, pandemi, karantina, dan banyak info kesehatan berbeda.

Kadang, artikel beritanya membantu dan menarik. Tapi, seringnya? Yaa, aku tahu kalo informasi yang datang ke aku gak selalu sepenuhnya benar.

Artikel, video, dan postingan yang “gak sepenuhnya benar” ini bisa kita deskripsikan ke dalam berbagai kata: berita palsu, misinformasi, atau hoaks. Mengidentifikasi hoaks bisa sedikit rumit, soalnya kadang mereka terdengar meyakinkan! Hoaks ini bahaya banget karena bisa mengarahkan kita ke kebingungan dan kepanikan.

Hoaks bisa menyebar secara cepat karena orang-orang nerima misinformasi atau berita palsunya dari seseorang yang mereka percayai, kayak teman dekat atau anggota keluarga. Sering kali, mereka gak nyebarin hoaks dengan sengaja; mereka juga mungkin nerima infonya dari yang mereka percaya.

Mungkin, mereka pikir infonya betulan dan mereka mau share ke orang-orang di kehidupan mereka. Nah, sharing ini yang bisa membawa kita ke rantai hoaks yang menyebar ke mana-mana!

Ketika hoaks mulai nyebar, jadi susah buat kita untuk tahu yang mana yang benar dan salah. Dalam keadaan darurat atau serius, kayak pandemi, ini bisa bahaya banget. Kamu bisa bantu stop penyebaran misinformasi dengan ngikutin empat tips ini dan kamu bisa jadi Si Pemutus Rantai Hoaks!

1.) Cek dua kali kalau berita yang kita baca adalah hoaks. Sebelum beritanya kamu sebarkan, kamu cek dulu alamat situs tempat kamu baca berita tersebut, apakah situsnya kredibel atau tidak? (Springster punya artikel tentang ini,klik di sini!) Kalau kamu merasa platform-nya kurang bisa dipercaya, mungkin aja beritanya hoaks.

2.) Tahan untuk gak komentar atau memberikan reaksi terhadap beritanya! Pas kita tahu kalo beritanya hoaks, kita jangan nambah kesuksesan hoaks dengan nge-share atau komentar. Bahkan, jangan juga komentar buat kasih tahu kalo beritanya hoaks! Di media sosial, semakin banyak komentar, ‘Likes’, dan share yang suatu postingan terima, orang akan semakin terekspos dengan postingan itu. Lebih banyak perhatian yang hoaks terima, hoaks akan semakin berbahaya.

3.) Di-report saja pakai fitur platformnya! Media sosial selalu punya fitur tempat kita mengadukan (report) konten berbahaya. Kalo kamu lihat misinformasi menyebar, jangan ragu untuk report. Gunakan ini untuk ngasih tahu platformnya dan minta mereka untuk menghapus hoaksnya.

4.) Coba ingatkan! Kalau hoaksnya di-share oleh teman atau keluarga di grup chat, jangan ragu untuk ingatkan. Berikan fakta-fakta yang bisa membuktikan kalau hoaksnya gak bener dan ngobrol sama mereka untuk kasih tahu bahwa mengecek sebelum nge-share itu penting! Springster tahu kalo ngomong ke orang yang lebih tua mungkin terasa sulit, jadi Springster udah nulisin tips cara ngomong ke keluarga yang lebih tua tentang hoaks, lho. Klik di sini, ya.

Emang gak mudah untuk menghadapi pandemi global, ini adalah hal baru untuk kita semua. Terutama ketika hoaks bikin situasi makin keruh dari yang tadinya sudah bikin stres. Springster ada untuk melawan gosip dan fiksi dengan fakta, jadilah pemutus rantai hoaks yang melindungi komunitasmu!

Tanggapan kamu

Geez

20 Maret 2022, 20.16

Latest Reply

Hai Springster! Terima kasih atas komentarnya, jangan lupa ajak temen-temen kamu buat ikutan memutus rantai hoaks juga, ya~ ;)

Sip!👌👍

20 Maret 2022, 20.16

Latest Reply

Yay, terima kasih SitiMaulidaAldin12! Yuk, terus semangat memutus rantai hoax~ :D