Pernah gak kamu berada dalam situasi di mana kamu harus menyuarakan pendapat kamu, tapi sekelilingmu tidak mendukung? Aku pernah.

Namaku Sasa, dan aku tipe cewek yang gak ragu untuk berbicara. Ya, aku suka menyuarakan opini aku dan aku cukup vokal akan apa yang aku mau.

Tapi, aku pun pernah berada dalam situasi di mana aku menghadapi kesulitan untuk menyuarakan pendapatku.

Ini terjadi saat pemilihan ketua kelas. Aku dari dulu pengeeen banget jadi ketua kelas, jadi saat guru aku bilang hari ini kami akan memilih ketua kelas, aku seneng banget!

Aku nunggu-nunggu banget momen di mana guru aku bakal nanya siapa yang berminat jadi ketua kelas, dan saat guru aku bertanya “Siapa yang mau mencalonkan diri?” semua teman-temanku sibuk meneriakkan nama teman-temanku yang lain. Ribut banget, deh!

Walaupun gak ada yang meneriakkan nama aku, aku tetap mengangkat tangan. Guru aku bertanya, “Sasa sukarela, nih?” Aku pun mengangguk. Aku jadi satu-satunya calon yang mengajukan diriku sendiri buat jadi ketua kelas!

Masing-masing calon pun diminta untuk memberikan alasan kenapa mereka yang harus dipilih untuk jadi ketua kelas. Aku pun memberikan alasanku dan akhirnya aku yang terpilih jadi ketua kelas!

Aku lega banget dan senang! Beberapa teman aku bahkan bertanya, kok aku bisa punya kepercayaan diri yang besar? Jadi aku kasih aja beberapa tips.

Pertama, kamu harus pede sama apa yang akan kamu utarakan. Boleh omong banyak asal jangan ‘omong kosong’. Artinya, apa pun yang kamu sampaikan harus punya arti dan tujuan. Jadi, sebelum bilang sesuatu, pastiin buat cari tau tentang hal yang mau kamu omongin, dan selalu ingat tiga hal: Apakah itu benar, apakah itu baik, dan apakah itu berguna? Kalau jawaban ketiganya adalah “iya”, silakan katakan!

Kedua, mungkin gak semua orang akan suka kamu bersikap vokal. Tapi gak apa, kita kan gak bisa bikin senang semua orang. Asal apa yang akan kita katakan berguna bagi kita dan orang lain, katakan saja kalau kamu ngerasa nyaman!

Ketiga, kamu punya hak untuk mengatakan yang ada di pikiranmu, apalagi kalau itu berhubungan sama hidupmu. Kamu harus jadi orang yang mengambil keputusan terakhir! Mau itu keputusan yang sederhana seperti “Haruskah aku mencalonkan diri jadi ketua kelas?” atau malah sesuatu yang lebih besar.

Jadi, kalau ada satu hal yang aku pelajari dari kejadian ini, yaitu aku punya hak untuk membicarakan apa yang ada di pikiranku dan aku akan mempertahankan hak itu. Aku punya opini, dan cara-cara di atas bisa bikin aku didengar saat aku punya sesuatu yang mau aku sampaikan.