Facebook dan Instagram dan Path dan Line dan bahkan Blackberry... kita terobsesi dengan teknologi dan bagaimana semua sudah mengubah hidup kita.

Jadi, dengan begitu banyak perempuan Indonesia yang menggunakannya... seharusnya kita mendapatkan hak yang sama dalam proses pembuatannya, kan?

Ternyata enggak! Sangat gak keren, kan?! Sama sekali.

Perbedaan dalam gender jelas terlihat dari kecilnya jumlah perempuan yang benar-benar berada di dalam bisnis teknologi. Terlepas dari kenyataan bahwa perempuan adalah 50% dari pengguna produk teknologi. Bahkan di negara-negara seperti Amerika dimana terdapat beberapa perusahaan teknologi terbesar di dunia, kurang dari 25% dari pekerja adalah perempuan.

Perbedaan dalam gender juga telah tercermin dalam bidang Sains, Teknik dan Matematika. Akhir-akhir ini, telah terjadi penurunan drastis dari pendaftaran kuliah untuk ilmu komputer yang pada tahun 1985 adalah 37% perempuan dan sekarang turun menjadi 18%. Aneh kan? Kita harusnya maju ke depan!

Apakah akan kita biarkan itu terjadi di Indonesia? Jangan sampai!

Cewekeren, kita harus mulai coding.

Secara keseluruhan, coding gak diperhatikan sebagaimana mestinya, dan itu sangat menyedihkan karena Microsoft menemukan bahwa 92% dari orang di bawah usia 25 di Indonesia mengatakan coding itu keren. 7 dari 10 siswa di Indonesia ingin coding diajarkan di sekolah. Jadi coding belum diberi dukungan yang cukup. Coding harusnya menjadi bagian dari kurikulum atau setidaknya menjadi mata pelajaran. Saat ini, 52% orang belajar coding melalui bimbingan online dan 82% telah menyediakan waktu di luar sekolah untuk mempelajarinya.

Coding adalah masa depan dan kita semua harus menjadi bagian darinya! Sekarang kita tau masalahnya dan kita perlu memperbaikinya. Dalam artikel berikutnya, kita akan berbagi 3 situs yang bisa membantu kamu belajar menjadi coder dan mengubah masa depan Indonesia dan dunia teknologi perempuan di mana-mana!