Nabung di Sekolah Gak Ya?

Apakah menabung di sekolah adalah metode menabung yang tepat untuk Naya?

Naya ingin sekali menabung. Dia berpikir, dia harus bisa punya uang sendiri, karena ia gak mau kalo harus minta terus dari orang tuanya. Uang jajannya setiap hari tidak banyak, karena ibunya bilang, tidak aman untuk anak sekolah bawa uang banyak-banyak. Dan lagi, Naya juga selalu membawa bekal makanan dari rumah, jadi ia tidak perlu beli makanan di sekolah.

Tapi, ia tetap ingin belajar menyisihkan uang. Ingin menabung di rumah, tapi di rumah terlalu ramai. Pintu di rumah selalu terbuka. Jadi ia merasa agak tidak aman kalau harus menyimpan uang di rumah.

Meski di sekolah ada program menabung, tapi Naya tidak pernah ikutan. Lebih aman menabung di bank, kata Ibu. Lagi pula, Naya juga malu, tabungan teman-temannya sudah banyak banget. Sekali mereka menabung, bisa sebanyak uang jajan Naya satu hari. Itu bukan uang jajan mereka sendiri sih, tapi kebanyakan, orang tua mereka ikut menambahkan juga. Tapi tetap saja. Kalo dia cuma bisa nabung sedikit, kan malu?

Naya bertanya pada Sachi, teman sebangkunya yang ikutan menabung. Dan ternyata, Sachi nabungnya dari uang jajan! Sachi bilang, nabung itu bukan banyak-banyakan jumlah, tapi seberapa banyak yang bisa kamu sisihkan dari uang yang kamu terima —yaitu uang jajanmu.

“Meski seribu atau dua ribu, tidak perlu malu. Sedikit-sedikit pasti jadi bukit. Apalagi, kamu kan juga bawa bekal, Nay. Kamu pasti bisa menyisihkan uangmu. Dibanding jajan es atau permen, atau beli alat tulis lucu, mending ditabung. Gimana, berani mencoba tantangan dari aku?” Kata Sachi sembari tersenyum.

Sachi juga bilang kalo nabung di sekolah itu aman kok, kan ada bu guru yang menjaga dan mengawasi tabungannya.

Naya senang sekali! Dukungan dari Sachi membuatnya semangat! Pulang sekolah nanti, Naya akan minta Sachi menemaninya menghadap Bu Nira —wali kelasnya, untuk membuka tabungan!